Senin, 15 Februari 2021

HARI GIZI NASIONAL 2021




Di Indonesia, pada 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional. Peringatan ini berawal sejak awal kemerdekaan untuk memperbaiki gizi di awal kemerdekaan. Pada saat itu, banyak masyarakat Indonesia yang memiliki kondisi gizi kurang baik. Hari Gizi Nasional masih dirayakan dengan tema penuh makna yang mengajak masyarakat sadar akan pentingnya asupan makanan bergizi untuk tubuh. Selengkapnya, simak 4 fakta Hari Gizi Nasional yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Mulai dari sejarah hingga tema peringatan Hari Gizi Nasional 2021.

1.     Berawal dari kurangnya kesadaran tentang gizi

Kesejahteraan masyarakat yang kurang merata dan minimnya pengetahuan seputar gizi menjadi faktor kondisi gizi masyarakat yang memprihatinkan pada awal kemerdekaan. Melihat kondisi kesehatan masyarakat seperti itu, Johannes Leimana yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia menugaskan Prof. Poorwo Soedarmo untuk membantunya dalam menanggulangi permasalahan gizi buruk. Dari beberapa program yang sudah disusun, program utamanya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia. Namun, banyak masyarakat yang saat itu masih belum bisa membaca dan menulis. Hal itu lantas tak menurunkan semangat Prof. Poorwo Soedarmo.  Prof. Poorwo Soedarmo mengumpulkan kader-kader yang bertugas untuk memberi pengetahuan akan pentingnya gizi secara langsung kepada masyarakat. Sebelum diterjunkan ke masyarakat, para kader sebelumnya dibekali dengan ilmu gizi dengan didirikannya Sekolah Djuru Penerangan Makanan. Lihat Foto Ilustrasi sayur dan buah yang mengandung gizi tinggi.

2.     Berdirinya Sekolah Djuru Penerangan Makanan

Di Sekolah Djuru Penerangan Makanan atau disingkat dengan SDPM, para kader diberikan pendidikan mengenai gizi. Bukan hanya itu saja, para kader juga diajak melakukan penelitian mengenai penyakit yang bisa diakibatkan karena pola makan dan makanan pada masyarakat Indonesia. Berdirinya SDPM pada tanggal 25 Januari 1951 yang mana di tanggal yang sama selalu diperingati sebagai Hari Gizi Nasional.

3.     Bapak Gizi Nasional Indonesia

Semangat dan keteguhan Prof. Poorwo Soedarmo dalam memperkenalkan dan mengembangkan pengetahuan gizi di Indonesia membuat namanya harum dikenal sebagai Bapak Gizi Nasional. Pengakuan sebagai Bapak Gizi Nasional didapatkan Prof. Poorwo Soedarmo dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia pada tahun 1969. Prof. Poorwo Soedarmo semakin bersemangat dalam mengembangkan ilmu gizi dengan membuka bagian Ilmu Gizi pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1975. 

4.     Peringatan Hari Gizi Nasional 2021

Mengintip panduan kegiatan Hari Gizi Nasional dari laman Kemenkes, tema tahun ini adalah Remaja Sehat Bebas Anemia “Gizi Seimbang, Remaja Sehat, Indonesia Kuat”. Berdasarkan Riskesdas 2018 yang mana menunjukkan 3-4 dari 10 remaja Indonesia menderita anemia. Hal itu dipengarungi oleh asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktivitas fisik. Dengan memanfaatkan momentum Hari Gizi Nasional pada 2021, diharapkan kepada pemangku kepentingan dan masyarakat agar bisa bergandeng tangan untuk meningkatkan perbaikan gizi pada remaja Indonesia. Dalam panduannya, ada 8 kegiatan yang berlangsung selama bulan Januari 2021. Salah satu di antaranya menyelenggarakan webinar tentang "Makan Bergizi Seimbang, Remaja Sehat" yang berlangsung secara daring melalui Zoom dan YouTube pada 28 Januari 2021.

sumber : https://www.kompas.com/food/read/2021/01/25/090400675/hari-gizi-nasional-2021-simak-4-fakta-mulai-sejarah-hingga-peringatan-tahun?page=all 


CERPEN

PERI MAKANAN

Di negeri Wales Selatan, di kota Aberdare, hiduplah seorang gadis kecil bernama Georgia. Georgia sangat suka makan. Semua makanan dilahapnya. Hingga, tubuhnya sangat gemuk. Bahkan Georgia sering memenangkan lomba makan.

Anak-anak memanggil Georgia sebagai “Si gemuk dari Selatan”. Tapi Georgia tidak pernah menanggapi ledekan teman-temannya itu. Hingga suatu hari, ketika teman sekolahnya yang bernama “Will” lupa membawa bekal dari rumah, Georgia memberinya roti gandum dengan parutan keju dan mentega di dalamnya.

Tetapi Will malah marah dan berkata, “Aku tidak mau makan, makanan darimu! Nanti aku akan berubah menjadi balon raksasa sepertimu!” ucapnya sambil membuang roti gandum itu ke tanah, hingga rotinya menjadi kotor.

Georgia sangat sedih mendapat perlakuan seperti itu, padahal dia berniat baik. Tetapi yang membuatnya semakin sedih karena dia mendengar roti gandum itu menangis.

“Roti gandum, kenapa kau menangis seperti itu? Suaramu sangat menyayat hati,” tanya Georgia pada roti gandum.

“Aku sedih karena sekarang tubuhku kotor, tentu tidak ada yang mau memakanku lagi. Padahal, kebahagiaan setiap makanan bila dimakan sampai tidak bersisa,” jawab roti gandum dengan terisak-isak.

“Roti gandum, jangan bersedih, aku akan memakanmu sampai habis,” janji Georgia. Lalu dibersihkannya kotoran yang menempel pada roti gandum itu, kemudian melahapnya.

Georgia sering melihat teman-temannya menyisakan makanan, hingga Geogria selalu mendengar mereka menangis. Georgia lalu mengumpulkan makanan-makanan itu.  Sebagian dimakannya, sebagaian ia berikan pada burung-burung, kucing, atau binatang apapun disekitarnya yang terlihat kelaparan. Karena itu para binatang sangat sayang pada Georgia.

Suatu hari, pada pelajaran olahraga, Ibu Guru menyuruh anak-anak untuk melakukan lompat atletik dengan melewati galah. Satu-satunya yang gagal melewati galah hanyalah Georgia. Karena tubuhnya terlalu besar hingga membuatnya sulit untuk meloncat. Melihat itu, teman-temannya malah menertawakannya terbahak-bahak. Untuk pertama kalinya Georgia menyesali keadaan dirinya.

       “Ah, andai aku memiliki tubuh yang kecil, tentu aku bisa terbang sebebas burung. Mengelilingi negeri awan, dan bercanda dengan mentari.” Ucapnya dalam hati.

Tapi Georgia tidak bisa berhenti makan, tubuhnya masih saja terus bertambah besar. Melihat itu, teman-temannya suka menjahili Georgia dengan menyimpan cermin besar di meja belajarnya di sekolah. Setiap kali Georgia melihat cermin itu, Ben, Will, dan Ricard akan meledeknya. Kemudian Georgia akan menjerit dan menyesal setiap kali makan. Akhirnya, Guru mereka, Irene, melerai Ben, Will, dan Ricard.

“Ben, Will, dan Ricard, kalian kemarilah,” ucap Guru Irene.

Ketika Ben, Will, dan Ricard datang, diletakannya cermin besar di depan mereka. Cermin itu adalah cermin yang biasa mereka simpan di meja Georgia.

“Ben, Will, dan Ricard, apa yang kalian lihat di dalam cermin ketika Georgia bercermin disana?” tanyanya lembut.

“Anak yang gemuk,” jawab Ben malu-malu

“Georgia yang rakus,” jawab Will lantang

“Rak … sasa,” jawab Ricard ragu-ragu

“Hmmm … baiklah … sekarang, apa yang kalian lihat ketika bercermin?” tanya Guru Irene lagi.

“Aku melihat diriku sendiri, Ben, dan juga Ricard,” jawab Will cepat.

“Aku juga sama Bu,” jawab Ben

“Tentu saja hanya ada kami Bu,” jawab Ricard dengan suara pelan.

Ketiga anak itu nampak kebingungan dengan pertanyaan-pertanyaan Guru Irene. Apa maksud ibu guru mereka itu?

“Kenapa aku hanya melihat tiga anak jahil yang suka menjahati temannya sendiri. Mereka tampak seperti nenek sihir yang jahat,” ucap Guru Irene yang membuat Ben, Will, dan Ricard menjadi tersipu-sipu malu.

“Jika kalian hanya melihat tampilan luar seseorang saja, maka orang lain pun akan melihat hal yang sama pada diri kalian. Jika kalian hanya melihat kekurangan seseorang, maka orang lain pun akan selalu mencari kekurangan kalian,” jelas Guru Irene.

Ben, Will, dan Ricard mengerti maksud guru mereka. Mereka lalu mendatangi Georgia dan meminta maaf padanya. Setelah itu, mereka tidak pernah meledek Georgia lagi, juga tidak menyimpan cermin di mejanya. Tetapi Georgia sudah terlanjur benci bercermin. Dia membuang semua cermin yang dimilikinya, hingga dia tidak usah bercermin lagi.

Georgia menjadi anak yang pemurung, dia selalu tampak bersedih. Hingga suatu malam yang cerah, Georgia terbangun dari tidurnya. Dia mendengar banyak suara yang memanggilnya.

“Georgia, bangunlah ….” Begitulah suara-suara itu memanggilnya

Ketika dia membuka mata, terlihat olehnya banyak makanan tersenyum padanya, mereka bersayap dan bisa terbang. Georgia bahagia sekali melihat mereka.

“Wow … aku bertemu para peri makanan,” pikirnya.

“Akhirnya kau bangun juga Georgia, kami sudah lama menunggumu,” ucap wortel bersayap dengan suaranya yang indah seperti lonceng.

“Kami sudah tidak sabar mengajakmu pergi,” ucap Roti bersayap sambil menggenggam tangan Georgia lembut.

“Kalian akan membawaku pergi ke mana?” tanya Georgia

“Ke negeri awan,” jawab sosis terbang sambil tersenyum

“Tapi aku tidak bisa terbang,” kata Georgia sedih

Tiba-tiba dari langit masuklah remah-remah makanan yang terbang masuk ke kamar Georgia lewat jendela. Mereka semua bercahaya dan nampak cantik. Mereka lalu mengelilingi Georgia.

“Georgia … Georgia … ingatkah kamu pada kami? Kami adalah remah-remah makanan sisa yang selalu kamu kumpulkan. Kami yang dibuang ini menjadi berharga untukmu. Karena kebaikanmu, kami akan menghadiahkan sayap untukmu, agar kamu bisa terbang,” ucap remah-remah makanan itu, mereka lalu berubah menjadi sayap di punggung Georgia.

Georgia sangat bahagia, tubuhnya terasa sangat ringan dan kini dia bisa terbang. Georgia terbang berputar-putar sambil tertawa.

“Terimakasih, peri-peri makanan,” katanya

“Georgia, sekarang kita berangkat ke negeri awan. Bukankah kamu sangat ingin pergi kesana?” tanya buah pisang terbang.

Mereka kemudian terbang ke negeri awan. Terbang jauh ke langit. Iring-iringan nya terlihat seperti sekumpulan bintang yang bersinar terang. Di negeri awan, mereka bermain bersama bintang dan bulan. Dan kemudian, saat matahari datang sambil bernyanyi riang, sekumpulan makanan terbang itu mengantar Georgia kembali ke rumah.

Sebelum pergi sekumpulan peri-peri makanan itu berkata, “Georgia, berjanjilah untuk tidak bersedih lagi. Ketika kami bersedih, kamu selalu berusaha membuat kami bahagia, karena itu, saat kamu bersedih, kami ingin membuatmu bahagia. Ingatlah Georgia, kami selalu menyayangimu.”

Hari itu, Georgia sangat bahagia, karena dia tahu, saat dia tersenyum, teman-teman makanannya tentu ikut merasa senang.

Suatu hari, Georgia sakit dan tidak masuk sekolah. Ibunya membawa Georgia ke dokter. Menurut dokter, Georgia terkena penyakit kegemukan. Karena itu dia harus mengurangi porsi makannya. Georgia sedih sekali, dia harus berpisah dengan kue-kue yang lezat itu, juga dengan burger dan hotdog kesukaannya.

Sepulang dari dokter, ibunya sangat membatasi makanannya. Tapi terkadang, saat ibunya tidak bisa mengawasinya, Georgia akan diam-diam makan banyak. Hingga berat badannya tidak juga menurun, hal itu membuat tubuh Georgia kian hari kian melemah.

Malam itu, sahabat-sahabat makanannya datang kembali. Tapi ada yang aneh dengan mereka. Mereka semua menangis. Georgia sangat heran, dia lalu bertanya.

“Kenapa kalian semua menangis? Adakah sesuatu yang buruk terjadi di negeri awan?”

“Georgia, kami sangat sedih … sangat sedih …,” ucap para peri makanan

“Kenapa?” tanya Georgia lagi

“Georgia, kami sangat ingin membuatmu bahagia. Tapi, karena kami, sekarang kamu malah sakit,” jelas peri makanan pisang.

“Iya, karena kami, badanmu semakin lemah,” kata peri makanan roti.

“Kenapa karena kalian aku sakit?” tanya Georgia tidak mengerti.

“Georgia, karena kamu makan terlalu banyak, kamu jatuh sakit,” jawab peri makanan wortel.

“Benar … benar,” sahut peri makanan lain.

“Georgia, makan itu baik, tetapi kita harus makan sesuai dengan kebutuhan gizi kita. Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik,” kata peri makanan sosis.

“Berarti aku harus kurus ya?” tanya Georgia lagi.

“Georgia, kita tidak harus kurus, juga tidak harus gemuk. Tapi kita harus sehat. Sehat itu tidak kurus juga tidak gemuk,” jawab peri makanan pisang.

“Malam ini, kami tidak bisa menjadi sayapmu, karena badanmu terlalu lemah untuk terbang,” ucap para peri remah makanan dengan wajah sendu. “Georgia, memang kebahagiaan kami adalah ketika makanan tidak disisakan, tapi kami lebih bahagia ketika kami bisa membuat tubuhmu sehat dan kuat. Itulah arti kami sebenarnya di dalam tubuhmu,” tambah para peri remah makanan.

“Georgia, maaf, kami tidak bisa menemuimu lagi …kami terlalu sedih. Maaf Georgia … maaf Georgia …,” ucap para peri makanan sambil terbang menjauh. Cahaya mereka terlihat semakin meredup.

Georgia sedih sekali, dia tidak ingin berpisah dengan teman-teman peri makanannya. Paginya, Georgia sarapan secukupnya, dia tidak mengambil makanan berlebihan. Begitupun ketika di sekolah. Bahkan ketika Ben mengambil banyak makanan dan menyisakannya, Georgia lalu memarahi Ben. Georgia, mengambil buku kesayangan Ben lalu membuangnya ke tempat sampah. Ben kaget, lalu menangis.

“Ben, pernahkah kamu mendengar makanan menangis? Makanan akan sedih ketika mereka di buang. Seperti Ben yang merasa sedih karena  buku kesayanganmu aku buang.”

Setelah itu Ben, tidak pernah menyisakan makanan lagi, malah dia selalu mengingatkan teman-teman yang lain agar selalu menghabiskan makanannya.

Lalu bagaimana dengan Georgia? Georgia sekarang sudah tidak membenci cermin, karena cermin tidak bersalah, dia hanya memperlihatkan dengan jujur apa yang dilihatnya. Georgia tidak sedih dengan keadaan tubuhnya yang besar, karena memiliki tubuh besar bukan berarti jelek, asalkan selalu sehat karena makanan yang dia makan sesuai dengan kebutuhan gizi tubuhnya. Georgia bahagia sekarang, karena dapat kembali bertemu dengan teman-teman perinya. Dan Georgia masih selalu mengumpulkan makanan sisa untuk dibagikan pada para binatang yang kelaparan. Hingga semua orang memanggil Georgia Si Peri Makanan yang baik hati.

TAMAT



PUISI

HARI GIZI NASIONAL

Ladang padi yang sangat subur ….

Buah dan sayuran yang sangat segar melimpah

Itulah hasil negaraku

Tak perlu khawatirkan

Anak anak bangsa ….

Hingga kekurangan gizi

Tak kan pernah terjadi

Senyum kita semua

Melambung tinggi

Menari di udara

Bahwa bumiku tetap Berjaya

Jangan melupakan Kesehatan

Makan makanlah yang bergizi

Agar tubuh menjadi berenergi 



PANTUN

JADI ORANG HARUS GIAT

 

AGAR TAK JAUH DARI REJEKI

 

MAKANLAH MAKANAN SUMBER KARBOHIDRAT

 

SETENGAH DARI KEBUTUHAN ENERGI



KALIGRAFI




CERGAM



KARIKATUR



KELOMPOK NALLAZION

        Asqi Syahrul Anwar

        Jihan Arwana

        Noval Abdillah

        Muhammad Akbar Al Hafiiz Syaputra

        Raihan Tegar Ramadhan

        Muhammad Syarif Lutfi

        Farhan Fedynuril Huda

        Rafa Aulia Zidni Asfindra

 


 



0 comments:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Hubungi kami untuk kritik dan saran

Address:

Jl. Sumpah Pemuda No.62, Kadipiro, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57136

Work Time:

Every Day

Diberdayakan oleh Blogger.

BBM 2024

 BBM 2024         BBM   (Boarding School   Bersama Masyarakat )   adalah  program   kerja   tahunan   OPBS MAN    1 Surakarta yang merupakan...

Cari Blog Ini