ISRA' MI'RAJ 1444 H
ISRA' MI'RAJ 1444 H
ARTIKEL
Pengertian : Kata Isra' menurut bahasa
artinya perjalanan di malam (al-Munawwir: 1984:671). Sementara kata
Miraj bermakna tangga untuk naik ke atas (al-Munawwir: 1984:981). Dengan begitu
pengertian Isra yang dimaksud adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil
Haram di Mekkah ke Masjid al-Aqsha di Palestina.
Hasil Isra’ Mi’raj: Rasulullah SAW naik ke sidratul
muntaha untuk memperoleh perintah salat lima waktu oleh Allah SWT.
Hikmah
a. Mempercayai
kekuasaan Allah
b. Sebagai
ujian keimanan sesorang
c. Perintah
melakukan sholat 5 waktu
d. Syariat
Nabi Muhammad sebagai pungkasan terhadap syariat nabi sebelumnya
e. Dipilihnya
malam hari sebagai waktu terbaik untuk berdoa
PANTUN
Jalan Jalan Ke
Palestina
Tidak Lupa Membeli
Kopi
Bulan Rajab Bulan
Mulia
Marilah Kita Bersihkan Hati
Pergi Belanja Membeli Ketupat
Tidak Lupa Membeli Es Blewah
Marilah Kita Shalat
Agar Hidup Kita Berkah
KOMIK
PUISI
Isra’
Mikraj Cahaya Habiballah
Karya : Andi
Nurhaedah
CERPEN
Dalam perjalanan
bertemu Sang Pencipta, selain ditemani malaikat Jibril, Rasullulah mengendarai
Buraq, yakni hewan putih panjang, berbadan besar melebihi keledai dan bersayap.
Dikisahkan Buraq, sekali melangkah bisa menempuh perjalanan sejauh mata memandang
dalam sekejap untuk melewati 7 langit dan bertemu dengan para penghuni di
setiap tingkatan.
Nabi Muhammad SAW
ke langit ketujuh bertemu dengan sahabat Allah SWT, bapaknya para
nabi, Ibrahim A.S. Sewaktu bertemu, Nabi Ibrahim sedang menyandarkan punggungnya
ke Baitul Makmur, yaitu suatu tempat yang disediakan Allah SWT kepada para
malaikatnya. Setiap harinya, tidak kurang dari 70 ribu malaikat masuk ke dalam.
Kemudian Nabi Ibrahim mengajak Muhammad untuk pergi ke Sidratul Muntaha sebelum
bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah wajib salat. Sidratul Muntaha
adalah sebuah pohon besar yang berada di langit ketujuh. Ia adalah pemisah.
Disebut muntaha (akhir) karena ia merupakan batas akhir dari sebuah perjalanan.
Tidak ada satu makhluk pun yang pernah melewatinya kecuali Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Sedangkan Pohon Sidr adalah Pohon Bidara.
Masih dalam hadits
yang sama, Rasullulah SAW menceritakan bentuk fisik dari Sidratul Muntaha,
yaitu berdaun lebar seperti telinga gajah dan buahnya yang menyerupai tempayan
besar. Namun ciri fisik Sidratul Muntaha berubah ketika Allah SWT datang.
Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri tidak bisa berkata-kata menggambarkan
keindahan pohon Sidratul Muntaha. Pada kepercayaan agama lain, Sidratul Muntaha
juga diartikan sebagai pohon kehidupan. Di Sidratul Muntaha inilah Nabi
Muhammad berdialog dengan Allah SWT, untuk menerima perintah wajib salat lima
waktu dalam sehari.
Perjalanan Rasulullah
saat itu tidak lah mudah, meskipun beliau dimuliakan oleh Allah SWT tetap saja
Nabi Muhammad SAW dihadapkan dengan berbagai godaan. Godaan pertama, ketika
nabi ditawari meminum khamar atau susu, namun Rasulullah lebih memilih susu.
Selama perjalanan Nabi Muhammad SAW juga selalu diganggu dengan panggilan
dari setan, iblis dan perempuan penggoda.
Ketika mencapai
Sidratul Muntaha di langit ketujuh maka perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam
menerima perintah Allah SWT telah berakhir. Perintah yang diterima Rasulullah
saat itu yaitu berupa perintah sholat 50 waktu dalam satu hari. Namun ketika
menerimanya, Nabi Muhammad SAW diperingatkan oleh nabi Musa A.S untuk
memperhatikan kemampuan umatnya.
Menyadari hal itu
membuat Nabi Muhammad SAW meminta keringanan pada Allah SWT sehingga perintah
sholat diringankan menjadi lima waktu dalam sehari. Sejak saat itulah umat
Muslim harus melakukan shalat wajib lima waktu
Dengan adanya kisah perjalanan ini semoga dapat mempertebal keimanan dengan tidak meninggalkan shalat lima waktu yang disyariatkan.
KARIKATUR
MADING ISRA' MI'RAJ 1444 H
TIM REDAKSI
Bagus Faza Furqon Zuhdan
Argho Rafif Tegar Adil
Rafidan Surya Najib Uways