SELAMAT DATANG DI BLOG OPBS

MAN 1 SURAKARTA

Program Boarding School Sains Riset dan Teknologi MAN 1 Surakarta adalah salah satu program unggulan jurusan IPA yang menyediakan fasilitas asrama dan pengembangan diri untuk siswanya. Program ini diharapkan untuk menyiapkan peserta didik yang berakhlakul kharimah, taat dalam beribadah, dan mempunyai bidang keahlian sains, bahasa Inggris, dan ICT (Information and Communication Technologies) sehingga mampu mengembangkan diri sebagai intelektual muslim.

Our Account

YOUTUBE

Visit

INSTAGRAM

Visit

TWITTER

Visit

BLOG

Visit

Mading Dan Kegiatan

Rabu, 29 September 2021

GERAKAN 30 SEPTEMBER (G30S PKI)

GERAKAN 30 SEPTEMBER (G30S PKI)

                                    

 

   Mengenang Sejarah Singkat G30S PKI

     Sebuah pengkhianatan terbesar yang dialami bangsa Indonesia, Gerakan 30 September 1965 / PKI atau G30S/PKI. Peristiwa G 30 S PKI terjadi pada malam hari tepat waktunya saat pergantian dari tanggal 30 Septemberhari Kamis, menjadi 1 Oktober pada hari Jumat tahun 1965 tepat tengah malam dengan melibatkan Pasukan Cakrabirawa dan Anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

  Gerakan ini bertujuan menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno dan menginginkan pemerintahan Indonesia menjadi pemerintahan komunis. Gerakan 30 S PKI dipimpin oleh ketua saat itu, yaitu Dipa Nusantara Aidit atau sering dikenal dengan nama DN. Aidit. DN. Aidit gencar memberikan hasutan kepada seluruh masyarakat supaya mendukung PKI dengan iming-iming Indonesia akan lebih maju dan sentosa. DN. Aidit menurut pakar sejarah pada masa rezim Presiden Soeharto merupakan dalang utama gerakan 30 S PKI.

   Gerakan 30 S PKI bergerak atas satu komando yang dipimpin oleh Komandan Batalyon I Cakrabirawa, Letnan Kolonel Untung Syamsuri. Gerakan ini dimulai dari Jakarta dan Yogyakarta, gerakan ini mengincar Dewan Jendral dan Perwira Tinggi. Awal mula gerakan ini hanya bermaksud menculik dan membawa para Jendral dan perwira tinggi ke Lubang Buaya. Namun, ada beberapa prajurit Cakrabirawa yang memutuskan untuk membunuh Dewan Jendral dan perwira tinggi. Jendral yang dibantai oleh PKI diantaranya Jendral Ahmad Yani dan Karel Satsuit Tubun. Sisa Jendral dan perwira tinggi meninggal dunia secara perlahan karena luka penyiksaan di Lubang Buaya.

     Para Pahlawan Dewan Jendral dan Perwira Tinggi yang meninggal dunia atas kekejaman Gerakan 30 S PKI dan ditemukan di sumur Lubang Buaya adalah :

1. Jendral Anumerta Ahmad Yani (Meninggal Dunia di rumahnya, Jakarta Pusat. Rumahnya sekarang menjadi Museum Sasmita Loka Ahmad Yani)

2. Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono

3. Mayor Jendral Raden Soeprapto

4.  Jendral Donald Isaac Panjaitan

5.  Jendral Siswondo Parman

6. Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun (Meninggal dunia di rumahnya)

7. Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo

8.  Katamso Darmokusumo (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)

9.  Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto (Korban G30S/PKI di Yogyakarta)

10. Ade Irma Suryani Nasution (Putri Abdul Haris Nasution, meninggal di kejadian ini)

11. Kapten Lettu Pierre Andreas Tendean (Meninggal di kediaman Jendral Abdul Haris Nasution)

    Atas kejadian yang membuat luka Bangsa Indonesia, rakyat menuntut kepada Presiden Soekarno supaya membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dengan rasa terpaksa akhirnya Partai PKI yang menjadi kekuatan bagi Presiden Soekarno dalam aksi “Ganyang Malaysia” di bubarkan. Selanjutnya Presiden Soekarno memberikan mandat pembersihan semua struktur pemerintahan nya kepada Mayor Jendral Soeharto yang terkenal dengan Surat Perintah 11 Maret 1966.


KARIKATUR:


CERPEN :

Eksekusi Para Pemberontak

    Kisah dimulai dengan kemunculan senandika Soleh, seorang yang ditahan Belanda setelah pemberontakan dipadamkan. Ia gelisah, menebak-nebak waktu, kapan kiranya eksekusi akan mengakhiri hayatnya. Ia lalu mengenang malam 12 November, saat aksi dijalankan. “Kawan-kawan, bertindaklah dengan serentak. Pimpin regu masing-masing dengan baik. Kita dan semua Rakyat yang kita pimpin harus yakin akan kemenangan—kemenangan buat hari depan kita rakyat yang tertindas. Kemenangan kaum yang lapar. Batavia adalah pusat kekuasaan kolonial, oleh sebab itu kita mendapat tugas besar untuk menumbangkan dan merebut kekuasaan dari tangan Belanda,” tutur seorang pimpinannya pada malam itu. Pasukan bergerak menuju kantor telepon dan menguasainya. Setelah itu mereka berencana menuju penjara Glodok. Namun, sebelum sampai ke sana, mereka keburu terkepung dan dicokok aparat kolonial. Kini Soleh dan kawan-kawannya mendekam di penjara: menunggu maut menjemput. 

      Saat ia duduk terpejam, aparat kepolisian menyeret tahanan baru dan menjebloskannya ke sel Soleh. “Akan kalian rasakan pada gilirannya nanti!” ujar polisi. Manusia-manusia kalah itu terkejut saat terdengar letusan senapan. Selang beberapa saat letusan terdengar lagi. Kawan-kawannya telah dieksekusi. Polisi datang dan memanggil Soleh. Kini saatnya ia dimangsa peluru. Sebelum benar-benar menjauhi sel, Soleh dan kawannya terlibat percakapan: saling menguatkan, saling mengingatkan bahwa kemenangan suatu saat akan memihak kepada mereka. “Sudah, sudah, jangan banyak cakap, anjing merah!” gertak polisi yang membawanya. Di lapangan tempat eksekusi, Soleh menolak matanya ditutup. Ia tatap algojo yang akan menghabisi jiwanya. Setelah peluru pertama mengoyak dadanya, ia berteriak: “Tembaklah! Tembaklah sampai peluru kalian habis untuk mengoyakkan tubuhku! Tapi komunisme tidak bisa kalian koyakkan dan kalian bunuh…!” Rentetan peluru berikutnya menghancurkan tulang rusuk dan memecahkan jantungnya. Soleh tak berkutik lagi. Kisah pun usai. 


KALIGRAFI:


PUISI:


Perjuangan


Air mata membasahi mata

Darah tergenang

Bangsa berguncang

Oh Tuhan saksikan perjuangannya


Darah-darah mengalir

Akan tetapi namamu tak berakhir

Jasatmu dingin nan kaku

Tapi wasiatmu tak lekang  waktu


Tekat elang rajawali

Bersatu untuk negeri

Kami jalankan amanah ini

Membangun Bumi Pertiwi


KOMIK:


PANTUN:

Jalan jalan ke gunung pati

Ke gunung pati beli kemiri

Kita semua harus siap mati

Demi mempertahankan NKRI






Written By:

Noval Abdillah
Muhammad Akbar Al Hafiiz Syaputra
Fairus El Had
Adi Mirza Wibawa
Rasendria Rakha Wiratmana 
Muhammad Fauzan alfatih
Rozi Rasyid Ridho 
Najmie Azkal Fahmi




Kamis, 09 September 2021

HARI OLAHRAGA NASIONAL 2021

HARI OLAHRAGA NASIONAL 2021

 

Pernahkah terbesit pertanyaan di pikiran kalian

 “ kenapa ya saya sering olahraga tapi kok badan saya sering sakit-sakitan?”

“kenapa ya saya sering olahraga tapi kok kulit saya jelek?”

Jika pernah maka mari kita cari jawabannya bersama. Tapi sebelum itu coba bayangkan, jika ibu kalian menanam dua pokok mawar di taman belakang.

 Mawar yang satu selalu disiram dua kali sehari dengan air bersih dan satunya sama-sama disiram dua kali sehari, tapi karena tangan jail kalian mawar ke dua sering tersiram oleh oli, minyak, dan bensin.

Setelah satu minggu apa yang terjadi dengan mawar kesatu dan dua? Apakah sama-sama hidup? Atau mawar ke dua mati? Sudah pasti kanjikah  mawar ke dua akan mati karena ‘keracunan’.

Maka seperti itulah tubuh kita. Sejatinya setiap sel sudah menanda tangani jatah umur masing-masing ada yang 5 menit 10 hari bahkan hingga 120 hari setelah itu maka mereka akan mati dan digantikan sel-sel baru, namun karena kita yang terlalu usil dengan ‘mawar’ maka kita menyiramnya dengan oli, minyak, bensin, dan sebagainya maka sel kita akan mati sebelum kontrak mereka habis maka dari itu kita sering terkena penyakit degeneratif, ke pikunnya , penuaan dini, dan penyakit-penyakit lain.

Tapi itu baru risiko terkecil terkadang ada beberapa sel mati yang memberontak “ saya belum mau mati” dan sel itulah yang kita kenal sebagai kanker, sang pembunuh.

 Maka dari itu mari mulai sekarang kita perhatikan setiap makanan yang kita konsumsi. Inggat bahwa you are what you eat  Dan makanlah Makanan yang seimbang supaya mawar kita tumbuh sehat dan subur serta cantik tapi jangan lupa bahwa selain disiram juga perlu dipupuk, dipangkas dan lain sebagainya.

 Dengan cara olahraga, minum vitamin, istirahat cukup dan jaga pola makan.

stay save dan selamat hari olahraga!


CERPEN

Ketenangan


            Pagi itu langit begitu cerah, awan-awan yang berbentuk gelombang seperti ombak. Gumpalan awan itu bergerak pelan seakan-akan mengikutiku pergi ke sebuah dojo, Aku Dimas sebenarnya aku baru-baru ini mencoba mengikuti sebuah klub pelatihan beladiri.

Berjalan dengan santai sambil menikmati suasana diperjalanan, tapi tak lama kemudian aku melihat seorang gadis yang cukup cantik sedang diganggu oleh sekelompok orang yang berwajah sangar. Aku yang melihat itu langsung bergerak membantu gadis itu. Tampaknya mereka merupakan sebuah geng.

            Melihat aku yang mencoba menghentikan perilaku mereka membuat mereka marah. “Siapa kau?!” Bentak seorang diantara mereka, “Apakah kamu mencoba menjadi seorang pahlawan, minggir kau! Oh melihat pakaian yang kau kenakan tampaknya kau juga mempelajari beladiri huh?” Sambungnya.

“Kau tak perlu tahu namaku, aku hanya ingin memperingatkanmu agar jangan mengganggu orang lain.” Jawabku “banyak bacot kau, apa kau tak mengenalku aku adalah Andi bos geng Cobra.” Aku tak menghiraukannya dan menolong gadis itu berdiri serta menyuruhnya lari.

Tampaknya hal itu membuat Andi marah dan ingin menghajarku, tak ingin buang tenaga aku menendangnya cukup keras hingga ia terpental. Andi memerintahkan kelompoknya untuk menghajarku, dengan santai kupukul mereka satu persatu. Akhirnya mereka semua babak belur dan lari tunggang langgang.

Karena urusanku selesai aku melanjutkan pergi ke Dojo. Sesampainya disana aku langsung menuju ruang Latihan dan disambut oleh Kak Hiro dan gadis yang kuselamatkan tadi. Ternyata gadis itu bernama Rita yang merupakan adik dari Kak hiro selaku pelatih di dojo itu. “Namamu Dimas bukan? Terimakasih sudah menyelamatkan adikku.” “Ah bukan masalah yang besar kok kak.” Kak Hiro menghembuskan nafas dan menyuruhku agar berlatih lebih keras dalam pelatihanku.


PUISI

EMAS PERAK

 

Obor menyala

pelita nebula menjiwa

menebar mendebar hangat

       

di semesta raga yang megah

bergairah menggelora bola

 

metafora bulan bintang

dada bumi di tubuh matahari

menari-nari berlari-lari

melempar dilempar terlempar

menendang ditendang

 

bergulir membulir mengalir

nafas angin bersemilir

panahan dan tombak

hujan kemenangan

emas perak kemuliaan


KALIGRAFI


GAMBAR



KELOMPOK 2

Asyifudin Abror

 Rizky Harimurti Guritno

Panji Pramudya Putra

Dhiya Ulhaq Wafi'i

Muhamad Zidan Dicky Nasuha

Athallah Rafi Abdullah 

Husain Muh. Dzikri Prasetyo

Utsman Awwaludin

Hafidz Rafif Wibowo

Contact

Talk to us

Hubungi kami untuk kritik dan saran

Address:

Jl. Sumpah Pemuda No.62, Kadipiro, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57136

Work Time:

Every Day

Diberdayakan oleh Blogger.

MUHADOROH KUBRO 2023

MUHADOROH KUBRO 2023        Dalam era globalisasi dan perubahan sosial yang signifikan, pemahaman tentang ajaran Islam dan bahasa sering k...

Cari Blog Ini